Bagaimanakah keadaan rombongan pertama yang masuk surga? Bagaimana keadaan wanita di surga?
Ini ceritanya.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ أَوَّلَ زُمْرَةٍ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ عَلَى أَشَدِّ كَوْكَبٍ دُرِّىٍّ فِى السَّمَاءِ إِضَاءَةً ، لاَ يَبُولُونَ وَلاَ يَتَغَوَّطُونَ وَلاَ يَتْفِلُونَ وَلاَ يَمْتَخِطُونَ ، أَمْشَاطُهُمُ الذَّهَبُ ، وَرَشْحُهُمُ الْمِسْكُ ، وَمَجَامِرُهُمُ الأَلُوَّةُ الأَنْجُوجُ عُودُ الطِّيبِ ، وَأَزْوَاجُهُمُ الْحُورُ الْعِينُ ، عَلَى خَلْقِ رَجُلٍ وَاحِدٍ عَلَى صُورَةِ أَبِيهِمْ آدَمَ ، سِتُّونَ ذِرَاعًا فِى السَّمَا
“Sesungguhnya rombongan pertama yang masuk surga dengan keadaan seperti bulan purnama. Kemudian orang-orang setelah mereka dengan keadaan seperti bintang yang paling berkilau sinarnya di langit. Mereka tidak buang air kecil, tidak buang air besar, tidak meludah, dan tidak beringus. Sisir mereka adalah emas. Keringat mereka adalah kesturi. Perapian mereka adalah aluwwah –sejenis kayu minyak wangi- dan pasangan mereka adalah bidadari. Ukuran fisik seorang laki-laki dari mereka seperti ayah mereka Adam, setinggi enam puluh hasta ke langit.” (HR. Bukhari no. 3327 dan Muslim no. 2834).
Dalam riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan,
وَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ يُرَى مُخُّ سَاقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ مِنَ الْحُسْنِ لاَ اخْتِلاَفَ بَيْنَهُمْ وَلاَ تَبَاغُضَ قُلُوبُهُمْ قَلْبٌ وَاحِدٌ يُسَبِّحُونَ اللَّهَ بُكْرَةً وَعَشِيًّا
“Setiap seorang dari mereka memiliki dua istri yang sumsum betisnya dapat dilihat dari balik daging karena indahnya. Tidak ada perselisihan di antara mereka dan tidak juga ada kebencian. Hati mereka menjadi hati yang satu. Mereka bertasbih kepada Allah pagi dan petang.” (HR. Bukhari no. 3245 dan Muslim no. 2834)
Beberapa faedah dari hadits di atas:
- Kenikmatan yang diperoleh di surga sama dengan kenikmatan yang diperoleh di dunia. Namun sifat-sifat kekurangan yang diperoleh di dunia ternafikan dari penduduk surga.
- Kenikmatan di surga itu kekal dan tidak terputus.
- Hati penduduk surga itu bersih, terselamatkan dari akhlak yang tercela, tidak ada perselisihan di antara mereka, tidak saling membenci, tidak ada hasad, dan tidak ada saling bermusuhan.
- Fisik penduduk surga itu sama, mereka akan sama dengan bentuk fisik nenek moyang mereka, yaitu Nabi Adam ‘alaihis salam.
- Penduduk surga akan tersibukkan dengan menikmati kenikmatan yang ada dalam surga. Mereka akan sibuk berdzikir, bertasbih setiap pagi dan petang.
Semoga bermanfaat.
Referensi:
Bahjatun Nazhirin Syarh Riyadhis Sholihin, Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilali, terbitan Dar Ibnul Jauzi, cetakan pertama, tahun 1430 H, 3: 312-313.
—
Selesai disusun di Panggang, Gunungkidul, 3 Rajab 1436 H, 10:38 AM
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.Com
Ikuti update artikel Rumaysho.Com di Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat (sudah 3,6 juta fans), Facebook Muhammad Abduh Tuasikal, Twitter @RumayshoCom, Instagram RumayshoCom
Untuk bertanya pada Ustadz, cukup tulis pertanyaan di kolom komentar. Jika ada kesempatan, beliau akan jawab.